Sebut saja namaku Farel, Aku adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah universitas di Surabaya. Di universitas saya mempunyai seorang dosen yang cantik dan lembut. Namanya Bu Fera. Berkenaan bersama Bu Fera, ada sesuatu yang menyebabkan kehidupanku lebih indah dan menyenangkan sepanjang hampir tiga bulan ini.
Bermula pada suatu siang kala saya laksanakan bimbingan suatu tugas akhir Di jurusanku sebelum akan masuk ke skripsi, seorang mahasiswa mesti mengambil alih tugas akhir mengerjakan sebuah desain Bu Fera adalah pembimbingku untuk tugas tersebut
Bimbingan berjalan singkat saja, karena Bu Fera ada tugas lain di luar universitas waktu itu Ketika selesai, Bu Fera bilang padaku sehingga mampir ke rumahnya saja pada malam harinya untuk melanjutkan bimbingan Malamnya saya datang.
Rumahnya ada di sebuah kompleks perumahan yang sepi dan tenang Bu Fera telah bercerai berasal dari suaminya Ia berumur sekitar 27 tahun, bersama seorang anak yang tetap bersekolah TK Meskipun telah berumur 27 tahun, namun Bu Feramasih nampak layaknya baru terlepas ABG saja Kulitnya putih, bersih dan segar
Bodinya langsing, meskipun tidak terlampau tinggi Pada kaki dan tangannya ditumbuhi bulu-bulu halus, namun lumayan lebat, yang kontras bersama kulitnya yang putih itu Saat itu merupakan liburan TK-SD dan anaknya sedang berlibur di tempat tinggal sepupunya yang seumur bersama dia.
Aku dan Bu Fera sesungguhnya sesungguhnya telah lumayan akrab Dia pernah menjadi dosen waliku dan lebih dari satu kali saya pernah mampir ke rumahnya, sehingga saya tidak canggung ulang Apalagi di dalam banyak perihal selera kita sama, andaikan soal selera musik Setelah bimbingan selesai, kita cuma mengobrol gampang saja Kemudian Bu Fera minta tolong padaku.
“Rel, slot lemari pakaian di kamarku rusak, dapat minta tolong diperbaiki?”, begitu katanya malam itu
Kemudian saya dibawa naik ke lantai dua, ke kamarnya Kamarnya wangi Penataan interiornya juga indah Kurasa wajar saja, sejak pada mulanya saya menyadari ia memiliki selera yang bagus Itu pula yang menyebabkan kita akrab, kita juga kerap memperbincangkan soal-soal layaknya itu, tak hanya soal-soal yang terkait bersama universitas Aku tersenyum kala menyaksikan lebih dari satu isi lemari pakaiannya
Lingerie-nya didominasi warna hitam Aku juga menyukai warna layaknya itu Warna layaknya itu kerap pula kusarankan pada Daren cewekku untuk dipakainya, karena bersama pakaian di dalam layaknya itu membuatku lebih bergairah Bu Fera cuma tersenyum melihatku “terkesan” menyaksikan tumpukan lingerie-nya.
Dengan nyata-nyata kuperbaiki slot pintu lemarinya yang rusak Ia terlihat meninggalkanku sendirian di kamarnya Sesaat lantas pekerjaanku selesai Saat itu Bu Fera masuk Tiba-tiba tanpa kusangka, ia melap peluh di dahiku bersama lembut. AC di kamarnya sesungguhnya dimatikan, sehingga hawa gerah
“Panas Rel? Biar AC-nya kuhidpkan”, begitu katanya sambil membangkitkan AC
Saat kekagetanku belum hilang, ia ulang melap keringat di dahiku Dan kali ini bahkan bersama lembut ia mendekatkan wajahnya ke wajahku Segera saya menyambar aroma wangi berasal dari tubuhnya hingga menyebabkan jantungku berdetak tidak layaknya biasanya
Bahkan lantas ia melanjutkan menyebabkan detak jantungku semakin kencang bersama mendekatkan bibirnya ke bibirku Sesaat lantas kusadari bibirnya bersama lembut telah melumat bibirku Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku dan semakin di dalam pula aroma wangi tubuhnya terhirup napasku, yang bersama tindakannya melumat bibirku, lantas mengalir di dalam urat darahku sebagai sebuah sensasi yang indah.
Ia terus melumat bibirku Lalu tangannya pelan-pelan terhubung satu persatu kancing kemejaku Saat itu saya jadi dapat menguasai diriku Maka bersama pelan-pelan pula kubuka kancing blusnya Setelah kemejaku lepas, ia menarik resliting jeansku Begitu pula yang kulakukan dengan roknya, kutarik resliting yang mengunci rokya Kemudian ia membiarkan bibirnya berasal dari bibirku dan terhubung matanya
Saat itu saya terbelalak menyaksikan keindahan yang ada di depan mata Payudaranya sedang-sedang saja, namun indah dan terlihat kencang dibungkus bra hitam bepotongan pendek berenda yang menyebabkan barang indah itu nampak semakin indah
Payudaranya seolah “hanging wall” yang menyebabkan seorang climber untuk menaklukkannya bersama keinginan yang paling liar Dan menengok ke bawah, saya semakin dibikin terkesan dan juga jantungku juga semakin berdetak kencang.
Di balik celana di dalam bersama potongan yang pendek yang juga berwarna hitam berenda yang indah, tersembul bukit venus yang menggairahkan Di tepi renda celana itu, nampak rambut yang menyembul indah melengkapi keindahan yang telah ada
Kulihat Bu Fera juga tersenyum menatap lonjoran tegang di balik celana dalamku Tangannya yang lembut mengelus pelan lonjoran itu Sensasi yang menjelajahi aliran darahku lantas menjalankan tanganku mengelus bukit venusnya Ia nampak memejam sesaat bersama erangan yang pelan kala tanganku menyentuh daging kecil di sedang bukit venus itu
Ia lantas melanjutkan tindakannya melumat bibirku bersama lembut Bibirnya yang lembut dan juga napasnya yang wangi ulang membuatku dialiri sensasi yang memabukkan Ia rupanya sesungguhnya sabar dan tidak tergesa-gesa bersama libido nya untuk segera menuju ke puncak kenikmatan
Bibirnya lantas ia lepaskan berasal dari bibirku dan ia menyelusuri leherku bersama bibirnya Napasnya membelai kulit leherku sehingga jadi geli namun nikmat Kadang-kadang ia mengginggit leherku namun rupanya ia tidak mendambakan meninggalkan bekas Ia menyadari bahwa saya memiliki pacar, karena belum lama, Daren kuperkenalkan padanya waktu kita berjumpa di sebuah toko buku.
Ia lantas turun ke dadaku dan mempermainkan puting susuku bersama mulutnya, yang menyebabkan aliran darahku dialiri perasaan geli namun nikmat Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap batang yang tersembunyi di balik celana dalamku, yang waktu itu juga berwarna hitam
Sesaat ia mempermainkannya berasal dari luar Ia lantas bersama lembut menarik celana dalamku Ia tersenyum kala menyaksikan penisku yang tegak dan kencang, layaknya mercu suar yang siap memandu pelayaran gairah libido kewanitaannya
Dengan lembut ia lantas mengulum penisku Maka aliran hangat yang bermula berasal dari permukaan syaraf penisku pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otakku Aku serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur Bu Fera terus mempermainkan lonjoran daging kenyal penisku itu bersama kelembutan yang menerbangkanku ke awang-awang.
Caranya mempermainkan barang kejantananku itu terlampau berlainan bersama Darencewekku Daren melakukannya bersama ganas dan panas, sedang Bu Fera terlampau lembut seolah tak mendambakan membiarkan seluruh bagian syaraf yang ada di situ Cukup lama Bu Fera laksanakan itu
Ketika perjalananku ke awang-awang kurasakan cukup, kutarik penisku berasal dari dekapan mulut lembutnya Giliran saya yang mendambakan menyebabkan dia terbang ke awang awang Maka kubuka bra yang menutupi payudara indahnya Semakin terperangahlah saya bersama keindahan yang ada di depan mataku
Di depanku bediri bersama tegak bukit kembar yang indah sekaligus menggairahkan Di sekitar puncak bukit itu, di sekitar putingnya yang merah kecoklatan, tumbuh bulu-bulu halus Menambah keindahan buah dadnya Tapi saya tidak memulainya berasal dari situ Aku cuma mengelus putingnya sebentar Itupun saya telah menangkap desah halus yang terlihat berasal dari bibir indahnya.
Kumulai berasal dari lehernya Kulit lehernya yang halus licin layaknya porselen dan wangi kususuri bersama bibirku yang hangat Ia mendesah terpatah-patah Apalagi kala tanganku tak kubiarkan menganggur Jari-jariku memijit lembut bukit kenyal di dadanya dan kadang kala kupelintir pelan puting merah kecoklat-coklatan yang tumbuh masak di ujung buah dadanya itu
Kurasakan semakin lama puting itu pun semakin keras dan kencang Setelah suka menyusuri lehernya, saya turun ke dadanya Dan segera kulahap puting yang menonjol merah coklat itu Ia menjerit pelan Tapi tak kubiarkan jeritannya berhenti
Kusedot puting itu bersama lembut Ya, bersama libido yg lembut karena saya percaya style layaknya itulah yang di inginkan orang layaknya Bu Fera Mulutku layaknya lebah yang menghisap lantas terbang bergeser ke buah dada satunya Tapi tak kubiarkan buah dada yang tidak kunikmati bersama mulutku, tak tergarap Maka tangankulah yang melakukannya Kulakukan itu berganti-ganti berasal dari buah dada satu ke buah dadanya yang lain.
Setelah suka saya turun bukit dan kususuri setiap jengkal kulit wanginya Dan waktu saya semakin turun kucium aroma yang khas berasal dari barang privat seorang perempuan Aroma berasal dari vaginanya Semakin besarlah gairah libido yang mengalir ke otakku Tapi saya tidak mendambakan segera menuju ke sasaran
Cara Bu Fera membuatku melayang rupanya mempengaruhiku untuk tenang, sabar dan pelan-pelan juga membawanya naik ke awang-awang Maka berasal dari luar celana dalamnya, kunikmati lekuk bukit dan danau yang ada di situ bersama lidah, bibir dan kadang kala jari-jemariku Kusedot bersama nikmat bau khas libido yang terlihat berasal dari sumur yang ada di situ
Setelah lumayan puas, baru kutarik celana dalamnya pelan-pelan Aku tersentak menyaksikan apa yang kulihat Bukit venus yang indah itu ditumbuhi rambut yang lebat Tapi terkesan bahwa yang ada di situ terawat Meski lebat, rambut yang tumbuh di situ tidak acak-acakan namun merunduk indah ikuti kontur bukit venus itu Walaupun saya pernah berkhayal apa yang tumbuh di situ, namun saya tidak mengira seindah itu.
Ya, saya dan teman-temanku kerap bergurau begini waktu menyaksikan Bu Fera terkecuali rambut di area yang terbuka saja subur, bahkan rambut di area yang tersembunyi Dan ternyata saya dapat membuktikan gurauan itu Ternyata rambut di area itu sesungguhnya luar biasa
Bahkan saya yang pada mulanya berpikir rambut yang menghiasai vagina Daren luar biasa karena subur dan indah, lantas terima kenyataan bahwa ada yang lebih indah, yaitu punya Bu Fera ini Dari samping suasana itu layaknya taman gantung yang terawat saja.
Segera berkelebat asumsi di dalam otakku, betapa menyenangkannya tersesat di hutan teduh dan indah itu Maka saya segera menenggelamkan diri di area itu, di hutan itu Lidahku segera menyusuri taman indah itu dan lantas melanjutkannya pada sumur di bawahnya Maka Bu Fera menjerit kecil kala lidahku menancap di lubang sumur itu
Di lubang vaginanya Bau khas vagina yang terlihat berasal dari lubang itu semakin melambungkan gairah libido ku Dan jeritan kecil itu lantas di susul jeritan dan erangan patah-patah yang terus menerus dan juga gerakan-gerakan serupa cacing kepanasan Dan kurasa ia sesungguhnya kepanasan oleh gairah libido yang membakarnya.
Aku nikmati jeritan libido itu sebagai sensasi lain yang membuatku semakin bergairah pula menguras kenikmatan di lubang sumur vaginanya Lendir hangat khas yang terlihat berasal dari dinding vaginanya jadi hangat pula di lidahku Kadang-kadang kutancapkan pula lidahku di tonjolan kecil di atas lubang vaginanya Di klitorisnya Maka semakin santerlah erangan-erangan libido Bu Fera yang ikuti gerakan-gerakan menggelinjang Demikian kulakukan perihal itu sekian lama
Kemudian pada suatu waktu ia mengusahakan membiarkan vaginanya berasal dari sergapan mulutku Ia menarik sebuah bangku rias kecil yang tadi menjadi ganjal kakinya untuk mengangkang Aku dimintanya duduk di bangku itu Begitu saya duduk, ia ulang memagut penisku bersama mulutnya secara lembut Tapi itu tidak lama, karena ia lantas memegang penisku yang telah tidak sabar mencari pasangannya itu
Bu Fera membimbing daging kenyal yang melonjor tegang dan keras itu masuk ke di dalam vaginanya dan ia duduk di atas pangkuanku Maka begitu penisku amblas ke di dalam vaginanya, terdengar jeritan kecil yang menandai kenikmatan yang ia dapatkan.
Aku juga merasakan kehangatan mengalir jadi ujung penisku dan mengalir ke setiap aliran darah Ia memegangi pundakku dan menjalankan pinggulnya yang indah bersama gerakan serupa spiral Naik turun dan memutar bersama pelan namun bertenaga
Suara gesekan pemukaan penisku bersama selaput lendir vaginanya menyebabkan suara kerenyit-kerenyit yang indah sehingga menimbukan sensasi tambahan ke otakku Demikian juga bersama gesekan rambut kemaluannya yang lebat bersama rambut kemaluanku yang juga lebat.
Suara-suara erangan dan desahan napasnya yang terpatah-patah, suara gesekan penis dan selaput lendir vaginanya dan juga suara gesekan rambut kemaluan kita berbaur bersama suara lagu mistis Sarah Brightman berasal dari CD yang diputarnya
Barangkali ia sesungguhnya sengaja mendambakan mengiringi permainan cinta kita bersama lagu-lagu layaknya itu Ia menyadari saya menyukai musik demikianlah Dan sesungguhnya jadi luar biasa indah, pada suasana layaknya itu Apalagi lampu di kamar itu juga remang-remang setelah Bu Fera tadi mematikan lampu yang terang
Dengan suasana layaknya itu, rasanya saya tidak mendambakan membiarkan setiap perihal yang menyebabkan kenikmatan menjadi percuma Maka saya tidak membiarkan payudaranya yang ikut bergerak cocok bersama gerakan tubuhnya menggodaku begitu saja Kulahap buah dadanya itu Semakin lengkaplah jeritannya
Matanya yang terpejam kadang kala terbuka dan nampak sorot mata yang saya hapal layaknya sorot yang terlihat berasal dari mata Daren waktu bercinta denganku Sorot matanya layaknya itu Sorot mata nikmat yang membungkus perasaan libido nya. Sekian lama lantas ia menjerit panjang sambil meracau “Ah Aku Aku orgasme, Rel”.
Sesaat ia terdiam sambil menengadahkan wajahnya ke atas, namun matanya tetap terpejam Kemudian ia melanjutkan gerakannya Barangkali ia mendambakan mengulanginya dan saya tidak keberatan karena saya serupa sekali belum merasakan akan hingga ke puncak kenikmatan itu
Sebisa bisa saja saya juga menggoyangkan pinggulku sehingga dia merasakan kenikmatan yang maksimal Jika tanganku tidak aktif di buah dadanya, kususupkan di selangkangannya dan mencari daging kecil di atas lubang vaginanya, yang dipenuhi oleh penisku
Meskipun Bu Fera seorang janda dan telah memiliki anak, saya jadi lubang vaginanya, layaknya seorang ABG saja Tetap rapat dan singset Otot vaginanya seakan mencengkeram bersama kuat otot penisku Maka gerakan pinggulnya untuk menaik menurunkan bukit venus vaginanya menyebabkan kenikmatan libido yang luar biasa Dan sejauh ini saya tidak merasakan tanda-tanda lahar panasku akan meledak
Bu Fera sesungguhnya luar biasa, ia layaknya menyadari menjaga tempo permainannya sehingga saya dapat ikuti caranya bermain Ia layaknya menyadari menjaga tempo sehingga saya tidak cepat-cepat meledak Memang serupa sekali tidak ada gerakan liar
Yang dilakukannya adalah gerakan-gerakan lembut, namun justru menyebabkan kenikmatan yang luar biasa, terlebih karena saya jarang bercinta bersama perempuan lembut layaknya itu Sekian lama lantas saya mendengar ulang ia meracau
“Ah Ah Ini yang kedua Rel saya orgasme Uhh!” Di susul jeritan panjang membiarkan kenikmatan itu
Tapi lantas ia memintaku mengangkatnya ke ranjang, tanpa membiarkan penisku yang tetap menancap di lubang vaginanya Ia memintaku menidurkannya di ranjang namun tak mendambakan membiarkan vaginanya berasal dari penisku, yang sejauh ini layaknya mendekap terlampau erat Kulakukan pemintaannya itu Maka begitu ia telentang di ranjang, saya tetap ada di atasnya Penisku pun tetap masuk penuh di di dalam vaginanya
Kami melanjutkan permainan cinta yang lembut namun panas bersama libido itu. Kini saya berada di atas, maka saya lebih bebas bermanuver Maka bersama gerakan layaknya yang kerap kulakukan terkecuali saya berhubungan seks bersama Daren, cepat dan bertenaga, kulakukan juga perihal itu pada Bu Fera Tapi sesaat lantas ia berbisik bersama mata yang tetap terpejam
“Pelan-pelan saja, RelAku tetap mendambakan orgasme”
Aku tersadar apa yang telah kulakukan Maka kini gerakanku pelan dan lembut layaknya keinginan Bu Fera Kini erangan dan desahan patah-patahnya ulang terdengar Ia menarik punggungku sehingga saya lebih dekat ke badannya Aku maklum Tentu ia mendambakan mendapatkan kenikmatan yang maksimal berasal dari gesekan-gesekan bagian tubuh kita yang lain
Dan Bu Fera sesungguhnya benar, begitu dadaku bergesekan bersama buah dadanya, semakin besarlah sensasi kenikmatan yang kudapat Kurasa demikianlah juga dengannya, karena jeritannya beralih semakin santer Apalagi waktu saya juga melumat bibir merahnya yang menganga, layaknya bibir vaginanya sebelum akan saya menusukkan penisku di situ
Meskipun jeritannya agak bekurang karena kini mulutnya sibuk saling melumat bersama mulutku, namun saya semakin kerap mendengar ia mengerang dan terengah-engah kenikmatan Hingga lebih dari satu waktu lantas saya mendengar ia meracau layaknya sebelumnya
“Aku Ah Aku Uh Yang ketiga Aku orgasme, RelAhh”
Setelah jeritan panjang itu, matanya terbuka Tampak sorot matanya suka dan gembira Kemudian ia berbisik terengah-engah
“Aku Aku Sudah cukup, Rel Saatnya untuk kamu”
Aku menyadari yang dia maksudkan, maka lantas pelan-pelan semakin kugenjot gerakanku bersama libido dan semakin bertenaga pula Ia kini membiarkanku laksanakan itu Kurasa Bu Fera sesungguhnya telah suka mendapatkan orgasme hingga tiga kali Sekian lama lantas kurasakan lahar panasku mendambakan meledak
Penisku berdenyut-denyut enak, menandai bahwa sebentar ulang akan ada ledakan dahsyat libido yang akan melambungkanku ke awang-awang Maka saya mengusahakan menarik penisku berasal dari lubang vaginanya yang nikmat itu Tapi Bu Fera menghambat penisku bersama tangan lembutnya
“Biarkan. Biarkan Saja di vaginaku, Rel Aku mendambakan merasakan sensasi cairan hangat itu Di vaginaku Uhh Uhh”
Maka kala lahar panas berasal dari penisku terlampau meledak, kubiarkan ia mengendap di sumur vagina punya Bu Fera, bersama diiringi teriakan nikmat libido ku. Setelah itu, Bu Fera memintaku untuk selalu berada di atas tubuhnya barang sesaat
Dengan lembut ia menciumi bibirku dan tangannya mengusap-usap puting susuku Aku juga laksanakan perihal yang serupa bersama mengusap-usap buah dadanya yang waktu itu basah karena keringat Dan sesungguhnya sensasi libido yang kurasakan luar biasa.
Cooling down yang di inginkan Bu Fera itu membuatku jadi seakan-akan saya telah terlampau dekat bersama Bu Fera Aku jadi ia layaknya kekasihku yang telah kerap dan terlampau lama bermain cinta bersama Aku jadi terlampau dekat Maka begitu saya jadi telah cukup, saya menarik penisku yang sesungguhnya tetap sedikit tegang berasal dari lubang vaginanya
Tampak air muka Bu Fera sedikit kacau Wajahnya berkeringat dan anak rambutnya satu dua melekat di dahinya Kami lantas pergi ke kamar mandi pribadinya di kamar itu Kamar mandinya juga wangi Sambil bergurau, saya menggodanya.
“Ibu Justru nampak cantik setelah bercinta” Ia cuma tertawa mendengar gurauanku
“Memang setelah bercinta denganmu tadi, seluruh pori-poriku layaknya terbuka Aku sedikit capai namun jadi segar”, jawabnya bersama berbinar-binar
Ia tampaknya sesungguhnya suka bersama permainan cinta kita Di bawah shower, kita membersihkan diri bersama mandi berbarengan Kadang-kadang kita saling membersihkan satu serupa lain Ia membersihkan penisku bersama sabun dan saya membersihkan sekitar vaginanya juga Ia tertawa geli waktu saya bersama halus mengusap-usap vaginanya dan rambut kemaluannya yang lebat itu.
Setelah itu, kita duduk-duduk saja di sofa di depan TV Kami melihat TV, sambil mengobrol dan nikmati kopi panas yang ia buat Tapi ia tetap membiarkan pemutar CD-nya hidup Kali ini suara Deep Forest yang juga mistis isi suasana ruangan itu
“Kamu tadi luar biasa, Rel ” katanya memujiku
“Meskipun tetap muda, kamu dapat bercinta bersama sabar Aku hingga mendapat orgasme tiga kali” Ia tersenyum Matanya berbinar-binar
“Ah, itu juga karena Ibu. Gerakan Ibu yang sabar dan lembut menyebabkan saya juga tergoda ”
Kami mengobrol hingga malam
Ia lantas berkata, “Menginap di sini saja, Rel Ini telah malam Besok pagi-pagi sekali kamu dapat pulang ” Setelah berpikir sejenak saya mengiyakan sarannya.
“Kalau begitu masukkan saja motormu di garasi” katanya sambil beri tambahan kunci garasi
Maka saya turun untuk memasukkan motor ku ke garasi layaknya yang di sarankan Bu Fera Ketika saya naik ulang ke atas, ia telah bergeser pakaian bersama gaun tidur terusan yang tidak tebal dan halus, sehingga potongan tubuhnya tampak
“Kopinya tambah lagi, Rel?” tanyanya
Aku mengiyakan saja Saat ia capai cangkir kopi di meja, saya menangkap panorama indah di balik pakaiannya yang tali pinggangnya tidak diikat bersama ketat Ia tidak Mengenakan bra-nya, sehingga buah dadanya yang tadi kunikmati, nampak bersama jelas
Mulus dan indah Pemandangan itu menyebabkan aliran darahku berdesir ulang Apalagi waktu saya mencium aroma parfum berasal dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan Beda bersama aroma yang dia memakai sebelum akan kita berhubungan seks tadi.
Sesaat lantas ia telah ulang sambil mempunyai dua cangkir kopi Tali pinggang pakaiannya yang semakin longgar menyebabkan panorama indah di baliknya semakin nampak Apalagi waktu ia duduk, pakaiannya yang tersingkap menampakkan paha putih mulusnya, yang ditumbuhi bulu-bulu halus Serta sedikit bukit venus yang di tepi celana dalamnya tersembul rambut yang menggairahkan Kami ulang mengobrol
Ia lantas menatapku lama, sambil bertanya,